Sabtu, 01 Oktober 2011

TUGAS 1 (BAHASA INDONESIA 2)

Tugas 1 Softskill Bahasa Indonesia 2
1. Jelaskan pengertian tentang penalaran Deduktif dan penalaran Induktif !
2. Buatlah Karya Mahasiswa dengan tema “Siapa Saya” !
Jawaban:
1. Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence). Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.
Ada dua jenis metode dalam menalar yaitu induktif dan deduktif.
Metode Induktif
Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti. Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif.
Metode Deduktif
Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Konsep dan simbol dalam penalaran
Penalaran juga merupakan aktivitas pikiran yang abstrak, untuk mewujudkannya diperlukan simbol. Simbol atau lambang yang digunakan dalam penalaran berbentuk bahasa, sehingga wujud penalaran akan akan berupa argumen.
Kesimpulannya adalah pernyataan atau konsep adalah abstrak dengan simbol berupa kata, sedangkan untuk proposisi simbol yang digunakan adalah kalimat (kalimat berita) dan penalaran menggunakan simbol berupa argumen. Argumenlah yang dapat menentukan kebenaran konklusi dari premis.
Berdasarkan paparan di atas jelas bahwa tiga bentuk pemikiran manusia adalah aktivitas berpikir yang saling berkait. Tidak ada ada proposisi tanpa pengertian dan tidak akan ada penalaran tanpa proposisi. Bersama – sama dengan terbentuknya pengertian perluasannya akan terbentuk pula proposisi dan dari proposisi akan digunakan sebagai premis bagi penalaran. Atau dapat juga dikatakan untuk menalar dibutuhkan proposisi sedangkan proposisi merupakan hasil dari rangkaian pengertian.
Contoh Penerapan Penalaran Deduktif dalam sebuah artikel mengenai ekonomi
Masalah Ekonomi Bank
Bank merupakan perusahaan perantara, yang menjual jasa kredit dengan harga bunga. Bank mendapat penghasilannya dari selisih antara bunga kredit yang merupakan penerimaannya, dan bunga deposito yang harus dibayarnya atas simpanan/deposito, yang merupakan biaya dana bank. Selisih antara bunga kredit dan bunga deposito disebut “spread”. Dari selisih itu bank harus membayar biaya operasinya (gaji pegawai, biaya administrasi, membayar pajak, dan sebagainya).
Bila suku bunga deposito yang ditawarkan bank itu tinggi, masyarakat akan terdorong untuk mendepositokan uangnya pada bank sehingga dana yang terhimpun di bank banyak. Akan tetapi, suku bunga deposito yang tinggi juga membuat kredit mahal untuk perusahaan yang mau pinjam uang dari bank. Sebaliknya jika bunga deposito rendah, suku bunga kredit juga bisa rendah, dan masyarakat akan terdorong untuk lebih banyak pinjam uang dari bank. Akan tetapi justru lebih sulit bagi bank untuk menghimpun dana/tabungan dari masyarakat.
Karena uang yang ada pada bank sebagian terbesar milik orang lain yang hanya dititipkan padanya, maka bank harus sungguh hati-hati dalam menjalankan keuangannya. Kebijaksanaan masalah ekonomi bank terletak dalam menjaga keseimbangan yang tepat antara dua hal: di satu pihak keinginan untuk memperoleh keuntungan dengan jalan meminjamkan uang kepada orang lain (atau menanamkannya dalam surat-surat berharga) dengan memperoleh bunga. Ini segi rentabilitas. Di lain pihak adanya tuntutan likuiditas dan solvabilitas bank karena uang itu pada suatu saat akan (dapat) diminta kembali oleh pemiliknya. Banyak pokok masalah ekonomi yang dihadapi oleh bank sebagai “perusahaan”.
Pokok masalah ekonomi bank dapat juga di lihat dari neraca bank, yaitu dariperbandingan antara jumlah dana yang dititipkan pada bank (Pasiva/kewajiban) dan jumlah pinjaman/kredit yang diberikan oleh bank (Aktiva). Demikian pula perbandingan antara pendapatan (dari bunga kredit) dan biaya dana (dalam bentuk bunga deposito) pada rekening rugi/laba.
Perhatikan secara khusus dua ukuran masalah ekonomi bank yang dewasa ini selalu ditekankan:
1. CAR (Capital Adequacy Ratio) = perbandingan antara modal dan aset tertimbang menurut tingkat risiko. Bank wajib menyediakan modal 1% dari aktiva produktifnya; ditambah 3% dari aktiva produktif yang kurang lancar; 50% dari aktiva yang diragukan; dan 100% dari aktiva yang macet. Jumlah modalnya minimal harus mencapai 8% dari jumlah assetnya yang dinilai berisiko. Misalnya aset yang berisiko sebesar Rp 100 milyar, modal minimal yang dibutuhkan adalah Rp8 milyar.

2. LDR (Loan to Deposit Ratio) = perbandingan antara dana yang dikumpulkan bank dan masyarakat dengan total kredit yang dikucurkan. B1 memberikan penilaian “positif’ bila LDR berada di bawah 85%; “netral” jika LDR berada antara 85% hingga 110%; dan “negatif’ jika angka LDR itu di atas 110%.
Contoh penerapan Penalaran Induktif dalam sebuah artikel mengenai ekonomi
Pembangunan Ekonomi Pedesaan Berlandaskan Agribisnis
Operasionalisasi paradigma pembangunan ekonomi pedesaan berlandaskan agribisnis (PEPEBA) dipergunakan dalam membangun desa mandiri pangan. Paket kebijakan komprehensif dan terpadu ini meliputi 7 program utama, antara lain pembangunan kelembagaan petani, pengembangan sistem inovasi pertanian, pengembangan kelembagaan petani, optimasi sumber daya berkelanjutan, konsolidasi vertikal agribisnis, pemacuan investasi, dan kebijakan insentif.
Ketujuh program utama tersebut merupakan satu kesatuan yang saling komplementer dan sinergis. Dengan bidang cakupan yang demikian luas. jelas kiranya bahwa penanggung pelaksanaan program-program tersebut berada dalam departemen dan dinas pemerintahan yang berbeda. Oleh karena itu, koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi merupakan kunci utama untuk keberhasilan operasionalisasi paket program tersebut. Di tingkat nasional, peranan kantor menteri koordinasi bidang ekonomi (Menko Ekuin) dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) merupakan kunci bagi kelayakan operasional paradigma pembangunan ini. Di tingkat provinsi dan kabupaten/kota, institusi kunci adalah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda). Pembangunan infrastruktur membutuhkan anggaran pembangunan yang sangat besar sehingga harus mendapatkan dukungan politik dad DPR dan DPRD. Oleh karena itu, paradigma PEPEBA hanya dapat dilaksanakan apabila telah ada konsensus nasional.
Sumber Referensi :
1. http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
2. http://artikelekonomi.com/pokok-masalah-ekonomi-bank.html
3. http://artikelekonomi.com/ekonomi-pedesaan-berlandaskan-agribisnis.html

2. Karya Mahasiswa dengan tema “Siapa Saya?”

Ikhtiar dalam Hidupku
Assalamualaikum Wr. Wb
Namaku Putra Arthama Kalasuat. Banyak teman dan kerabat yang memanggilku Putra. Aku lahir di Jakarta 20 tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 21 Mei 1991. Aku adalah putra sulung dari kedua orang tuaku, ayahku bernama Alm. Luther Kalasuat dan ibuku bernama Sri Sugiarti. Selain itu, aku mempunyai seorang adik yang bernama Dedy Santiago, dia masih bersekolah dan kelas 2 SMA sekarang. Alhamdulillah aku sangat senang sekali dapat berkumpul dengan keluarga setiap harinya.
Aku tinggal di Harapan Indah, Bekasi di Barat sejak umur 2 tahun. Sebelumnya tinggal di Jakarta, tepatnya di Rawamangun Jakarta Timur. Aku bersekolah di Lembaga Pendidikan Cindera Mata, Harapan Indah Bekasi Barat dari mulai Taman Kanak-Kanak sampai dengan lulus SMA. Semasa TK, aku senang sekali bermain dengan teman-teman selayaknya teman-teman seusiaku juga pada saat itu. Setelah melewati masa-masa di TK, aku langsung naik jenjang ke tahap berikutnya yaitu Sekolah Dasar. Alhamdulillah pada saat SD, aku mulai dapat lebih bersosialisasi dengan kawan-kawan di sekelilingku karena di lingkungan SD, temannya lebih banyak dan waktu itu aku dapat memiliki teman-teman yang lebih banyak dibandingkan selama masa TK tersebut. Aku dapat belajar, bermain, bersenda-gurau dengan mereka. Alhamdulillah kedua orang tuaku sangat perhatian denganku pada saat aku masih SD, karena mereka selalu memberikanku semangat dalam belajar, bahkan sampai-sampai aku didaftarkan untuk ikut dalam kursus Bahasa Inggris dan alhamdulillah aku dapat merasakan manfaatnya sekarang ini. Sehingga aku pada saat SD sering mendapatkan peringkat di kelas.
Pada masa SMP, aku mulai dapat lebih baik lagi dalam bersosialisasi dan mulai agak dewasa dalam bersikap meskipun masa-masa SMP merupakan masa-masa transisi dari kanak-kanak ke remaja. Namun, aku sadari di masa SMP ini dari segi pelajarannya agak lebih sulit dibandingkan pada SD. Jadi, semasa SMP selain bermain bersama teman-teman aku juga sering belajar bersama dengan teman-teman, dan alhamdulillah aku dapat lulus SMP dan melanjutkannya ke SMA.
SMA merupakan masa-masa dimana aku mencoba lebih dewasa dibandingkan pada saat masa-masa SMP. Dan pada masa SMA ini aku lebih bersungguh-sungguh dalam belajar karena pelajarannya lebih sulit dibandingkan pada masa SMP dulu. Alhamdulillah kedua orang tuaku selalu mendukung aku dalam belajar. Tetapi pada saat itu Ayahku meninggal dunia, tepatnya pada tanggal 30 April 2007 pada saat aku kelas 1 SMA di umur 16 tahun. Ayahku adalah seorang penyiar televisi sekaligus reporter di TVRI, Jakarta Pusat. Jadi, alhamdulillah ayahku adalah seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS). Betapa sedihnya hatiku pada saat itu karena ditinggal oleh seorang Ayah yang selalu memberikanku semangat dalam belajar dan pada waktu itu adikku juga masih duduk di kelas 6 SD pada saat ayahku meninggal. Karena Ayah adalah seorang PNS, jadi alhamdulillah setiap bulannya ibuku masih mendapatkan gaji pensiunan yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan membantu uang sekolah pada saat itu. Dan Alhamdulillah atas ikhtiarku dan doa dari ibu, aku dapat menyelesaikan sekolahku di SMA pada saat itu dengan nilai yang memuaskan.
Setelah lulus dari SMA, aku ingin langsung melanjutkan pendidikanku ke jenjang yang lebih tinggi lagi, yaitu di perguruan tinggi. Dan alhamdulillah aku masuk ke Universitas Gunadarma dan mengambil jurusan Akuntansi pada tahun 2009. Di dalam perguruan tinggi, aku mulai lebih dewasa lagi dalam bersikap karena masa-masa pada saat kuliah merupakan masa-masa transisi antara masa remaja ke masa dewasa. Di dalam universitas aku dapat lebih bersosialisasi lagi dibandingkan pada saat SMA dulu, karena teman-temannya bukan hanya dari Fakultas Ekonomi saja, aku juga dapat berkenalan dengan teman-teman dari fakultas-fakultas yang lain. Alhamdulillah, aku senang sekali dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi karena ikhtiarku selama ini untuk melanjutkan pendidikan dan juga dorongan dari ibuku. Di dalam masa perkuliahan aku selalu berikhtiar untuk membantu ibuku dalam membiayai kuliah dengan mengikuti berbagai program berasiswa yang ditawarkan oleh pihak kampus. Setiap ada pembukaan progranm beasiswa di kampus, aku selalu ikut serta dan alhamdulillah pada tahun 2010 aku mendapatkan beasiswa dari kampus dan tahun berikutnyu yakni tahun 2011, aku juga dapat beasiswa dari kampus yang bekerja sama dengan Direktorat Pendidikan Tinggi sehingga dapat meringankan beban ibuku. Alhamdulillah ibuku sangat senag sekali karena aku mendapatkan beasiswa karena dapat meringankan bebannya.
Insya Allah, aku lulus dari perguruan tinggi tinggal 2 tahun lagi. Dan aku selalu berikhtiar untuk lulus dengan nilai yang memuaskan, sehingga cita-citaku dapat tercapai. Karena jika kita bersungguh-sungguh, Insya Allah akan mendapatkan apa yang kita inginkan. Amin Yaa Robbal Alamin.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Nama : Putra Arthama Kalasuat
NPM : 25209851
Kelas : 3 EB 18
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia 2
Dosen : Diah Nurmalasari, Spd