Senin, 01 November 2010

Tulisan Softskill Ekonomi Koperasi 2

Tulisan Ekonomi Koperasi 2
Nama : Putra Arthama Kalasuat
NPM : 25209851
Kelas : 2 EB 18
Dosen : Ibu Yuniawati
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
INVESTASI (PENANAMAN MODAL)
ARTI INVESTASI
Investasi disebut juga dengan istilah penanaman modal atau pembentukan modal merupakan komponen kedua yang menentukan tingkat pengeluaran agregat. Dengan demikian istilah investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau pengeluaran penanaman modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian. Pertambahan jumlah barang modal ini memungkinkan perekonomian tersebut menghasilkan lebih banyak barang dan jasa dimasa yang akan datang. Adakalanya penanaman modal dilakukan untuk menggantikan barang-barang modal yang lama yang telah haus dan perlu didepresiasikan.
Dalam praktiknya, dalam usaha untuk mencatat nilai penanaman modal yang dilakukan dalam suatu tahun tertentu, yang digolongkan sebagai investasi meliputi pengeluaran sbb:
1. Pembelian berbagai jenis barang modal yaitu mesin-mesin dan peralatan produksi lainna untuk mendirikan berbagai jenis industri dan perusahaan.
2. Pengeluaran untuk mendirikan rumah tempat tinggal, bangunan kantor, bangunan pabrik dan lainnya.
3. Pertambahan nilai stok barang-barang yang terjual, bahn mentah dan barang yang masih dalam proses produksi pada akhir tahun penghitungan pendapatan nasional.
Jumlah dari ketiga jenis komponen investasi tersebut dinamakan investasi bruto, yaitu yang meliputi investasi untuk menambah kemampuan memproduksi dalam perekonomian dan mengganti barang modal yang telah didepresiasikan. Apabila investasi bruto dikurangi oleh nilai depresiasi maka akan didapat investasi netto.
PENENTU-PENENTU TINGKAT INVESTASI
Berbeda dengan yang dilakukan oleh para konsumen yang membelanjakan bagian terbesar dari pendapatan mereka untuk membeli barang dan jasa yang mereka butuhkan, penananm-penanam modal melakukan investasi bukan untuk memenuhi kebutuhan mereka tetapi mereka mencari keuntungan. Dengan demikian banyaknya keuntungan yang diperoleh besar sekali peranannya dalam menentukan tingkat investasi yang akan dilakukan oleh para pengusaha. Disamping itu pembentukan oleh harapan dimasa depan untuk memperoleh untung, beberapa faktor lain juga penting peranannya dalam menentukan tingkat investasi yang akan dilakukan dalam perekonomian. Faktor-faktor utama yang menentukan tingkat investasi adalah :
1. Tingkat keuntungan yang diramalkan akan diperoleh.
2. Suku bunga.
3. Ramalan mengenai keadaan ekonomi dimasa depan.
4. Kemajuan teknologi.
5. Tingkat pendapatan nasional dan perubahannya.
6. Keuntungan yang diperoleh perusahaan-perusahaan.
INVESTASI, KEUNTUNGAN DAN SUKU BUNGA
Walaupun faktor-faktor penting yang menentukan jumlah investasi para pengusaha meliputi beberapa factor, dua diantaranya mempunyai kesanggupan untuk menerangkan sebab-sebabnya perusahaan tingkat investasi yang lebih penting dari factor-faktor lainnya. Factor tersebut adalah tingkat keuntungan yang diramalkan dan suku bunga.
Ramalan mengenai keuntungan masaa depan akan memberikan gambaran kepada para pengusaha mengenai jenis-jenis investasi yang mempunyai prospek yang baik untuk dilaksanakan, dan besarnya investasi yang harus dilakukan untuk mewujudkan tambahan barang-barang modal yang diperlukan. Sedangkan suku bunga menentukan jenis-jenis investasi yang akan memberi keuntungan kepada para penusaha dan dapat dilaksanakan. Para pengusaha hanya akan melaksanakan keinginan untuk menanam modal apabila tingkat pengembalian modal dari investasi yang dilakukan yaitu persentasi keuntungan yang akan diperoleh sebelum dikurangi bunga uang yang dibayar, lebih besar dari bunga. Oleh karena itu, dalam analisis makro ekonomi, analisis mengenai investasi lebih ditekankan kepada menunjukkan peranan suku bunga dalam menentukan tingkat investasi dan akibat perubahan suku bunga keatas investasi dan pendapatan nasional.
Walaupun seorang pengusaha memilik tabungan yang cukup, dan oleh karenayan tidak perlu meminjam dari suatu lembaga keuangan untuk membiayaai investasi yang ingin dilaksanakan, hal itu belumlah syarat yang cukup bagi terciptanya kegiatan investasi. Pengusaha tersebut mempunyai dua pilihan dalam menggunakan tabungannya, yaitu meminjamkan atau meminjamkan uang tersebut dan menggunakannya untuk investasi. Didalam keadaan dimana persentasi pengembalian modal yang akan diperoleh adalah lebih kecil dari suku bunga adalah lebih baik bagi pengusaha tersebut untuk membungakan uangnya dan membatalkan maksudnya untuk melakukan investasi. Kalau ia harus meminjam uang dari suatu lembaga keuangan, pengusaha itu harus bertindak dengan lebih berhati-hati lagi. Investasi yang direncanakannya, hanya akan dilaksanakan apabila tingkat keuntungan yang akan dipeolehnya adalah lebih besar dari suku bunga yang harus dibayarnya. Hanya dalam keadaan seperti itu pengusaha tersebut akan memperoleh keuntungan.
TINGKAT PENGEMBALIAN MODAL
Pendapatan yang diterima dari sesuatu kegiatan penanam modal biasanya akan diterima dalam beberapa tahun. Dalam dua tahun pertama keuntungan belum dipeoleh, dan semenjak tahun ketiga penjualan melebihi pengeluaran. Keuntungan di tahun ketiga adalah lebih bernilai dari keuntungan di tahun keenam, oleh karena nilai sekarang dari keuntungan berbeda.
Menghitung nilai sekarang dari pendapatan yang diperoleh di masa depan atau menghitung tingkat pengembalian modal (keuntungan) merupakan cara yang digunakan perusahaan untuk menilai kesesuaian dari suatu investasi yang akan dilakukan.
Suatu kegiatan investasi dapat dikatakan memperoleh keuntungan apabila nilai sekarang pendapatan di masa depan adalah lebih besar daripada nilai sekarang modal yang diinvestasikan. Nilai sekarang pendapatan di masa depan dapat dihitung dengan persamaan berikut:

NS= Y1 + Y2 + Y3 + ……………+ Yn
(1+r) (1+r)2 (1+r)3 (1+r)n
Dalam persamaan diatas :
1. NS adalah nilai sekarang pendapatan ang diperoleh di antara tahun 1 sehingga tahun n, apabila dimisalkan investasi tersebut didepresiasikan pada tahun n.

Penentu-penentu investasi yang lain
Telah dinyatakan bahwa (1) Penentu investasi adalah suku bunga dan tingkat pengembalian modal atau prospek keuntungan, dan (2) Disamping itu ada beberapa factor lain yang mempengaruhi investasi yaitu ramalan mengenai keadaan ekonomi dimasa depan, kemajuan tekhnologi, tingkat pendapatan nasional, dan keutungan perusahaan.
Ramalan Keadaan Perekonomian Dimasa Depan
Kegiatan perusahaan untuk mendirikan industri dan memasang peralatan pabrik yang baru adalah kegiatan yang memakan waktu. Diperusahaan ayang sangat besar kegiatan investasi dapat memakan waktu beberapa tahun. Apabila investasi itu sudah selesai dilaksanakan , maka ia akan terus melakukan kegiatannya selama beberapa tahun. Didalam investasi yang seperti itu biasanya modal baru diperoleh kembali apabila kegiatan memproduksi sudah berjalan selama beberapa tahun. Oleh sebab itu dalam menentukan apakah kegiatan-kegiatan yang akan di kembangakan itu akan memperoleh untung atau akan menimbulkan kerugian, pengusaha harus membuat ramalan mengenai keadaan masadepan.
Perubahan Dan Perkembangan Tekhnologi
Faktor keempat yang menentukan besarnya investasi yang akan dilakukan oleh para pengusaha adalah kegiatan pengusaha unutk menggunakan penemuan-penemuan tekhnologi yang baru dalam proses produksi. Kegiatan para pengusaha untuk menggunakan tekhnologi yang baru dikembangkan didalam kegiatan produksi atau manajemen dinamakan mengadakan pembaruan atau inovasi. Makin banyak perkembangan tekhnologi yang dibuat, makin banyak kegiatan pembaruan yang akan dilakukan oleh para pengusaha. Makin banyak pembaruan yang akan dilakukan, makin tinggi tingkat investasi yang akan tercapai.

Adakalanya barang modal baru yang harus digunakan untuk melaksanakan pembaruan adalah sangat sederhana, oleh karenanya investasi yang harus dilaksanakan untuk melakukan pembaruan itu tidak terlalu besar jumlahnya.
Sejarah perkembangan ekonomi dunia mnunjukan bahwa didalam dua abad belakangan ini penemuan dan pembaruan sangat besar peranannya dalam mempercepat proses pembangunan. Pembaruan di semua sektor ekonomi telah mempertinggi produktivitas diberbagai bidang kegiatan ekonomi. Produktivitas yang bertambah tinggi disatu pihak, telah memungkinkan pertambahan produksi yang sangat cepat dan memungkinkan pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat. Dilain pihak produkitvitas yang bertambah tinggi secara terus menerus telah menaikan pendapatan para pekerja. Apabila pendapatan terusmenerus bertambah, permintaan atas berbagai jenis barang akan terus bertambah.
Efek Pertumbuahan Pendapatan Nasional
Dalam kebanyakan analisis mengenai penentuan pendapatan nasional pad umumnya dianggap investasi yang dilakukan para pengusaha adalah berbentuk investasi otonomi. Walau bagaimanapun, pengaruh pendapatan nasional kepada investasi tidak dapat diabaikan. Tingkat pendapatan nasional yang tinggi akan memperbesar pendapatan masyarakat, selanjutnya pendapatan masyarakat yang tinggi tersebut akan memperbesar permintaan terhadap barang-barang dan jasa-jasa. Maka keuntungan perusahaan akan bertambah tinggi dan ini akan mendorong dilakukannya lebih banyak investasi. Dengan perkataan lain, dalm jangka panjang apabila pendapatan nasional bertambah tinggi, maka investasi akan bertambah tinggi
Keuntungan Perusahaan
Dan investasi diperoleh perusahaan dari meminjam atau dari tabungannya sendiri. Tabungan perusahaan terutama diperoleh dari keuntungan, semakin besar kuntungannya semakin besar pula keuntungan yang tetap disimpan perusahaan. Keuntungan yang semakin besar ini memungkinkan perusahaan memperluas usahanya atau mengembangkan usaha baru. Langkah seperti ini akan menambah investasi dalam perekonomian.

Penentuan Tingkat Kegiatan Ekonomi
Setelah menunjukan ciri-ciri dari konsumsi rumah tangga dan investasi perusahaan, sekarang dapat dijelaskan (1) mengenai arti dari konsep tingkat kegiatan ekonomi negara atau keseimbangan perekonomian negara, dan (2)mengenai proes penentuan tingkat kegiatan ekonomi dan pendapatan nasional, dalam suatu perekonomian yang terdiri dari dua sektor.
Untuk menunjukan proses penetuan tingkat keseimbangan perekonomian negara dapat digunakan tiga cara, yaitu :
1. dengan menggunakan contoh angka yang membandingkan pendapatan nasional dan pengeluaran agregat.
2. dengan menggunakan grafik yang menunjukan (a) kesamaan pengeluaran agregat dengan penawaran agregat, dan (b) kesamaan diantara investasi dan tabungan.
3. dengan menggunakan cara penentuan secara aljabar.

Menentukan Tingkat Pengembalian Modal
Cara lain untuk menentukan apakah sesuatu investasi merupakan kegiatan yag menguntungkan atau merugikan dapat dilakukan dengan menghitung tingkat pengembalian modal dari investasi tersebut. Tingkat pengembalian modal dinyatakan dalam persen, dan ia menggambarkan tingkat keuntungan rata-rata per tahun dari modal yang di investasikan. Untuk menghitung tingkat pengembalian modal digunakan formula dibawah ini:

M = Y1 + Y2 + Y3 + .......... + Yn

( 1 + R ) ( 1 + R )2 ( 1 + R )3 ( 1 + R )n


Dalam persamaan tersebut:
i. M adalah nilai modal yang di investasikan.
ii. Y1, Y2, Y3 hingga Yn adalah pendapatan neto (keuntungan) yang diperoleh dari tahun 1 hingga tahun ke n.
iii. R adalah tingkat pengembalian modal.

Dalam persamaan di atas nilai yang akan di hitung adalah R karena M dan Y1 hingga Yn sudah diketahui nilainya. Sesuatu investasi dipandang menguntungkan apabila nilai R lebih besar daripada suku bunga.
Evisiensi Investasi Marjinal
Di dalam suatu waktu tertentu, misalnya dalam tempo setahun, dalam perekonomian akan terdapat banyak individu dan perusahaan yang mempertimbangkan untuk melakukan investasi. Berbagai proyek investasi ini mempunyai tingkat pengembalian modal yang berbeda, yaitu sebagian dar proyek investasi itu akan menghasilkan keuntungan yang tinggi, dan ada proyek yang keuntungannya rendah. Berdasarkan kepada jumlah modal yang akan ditanam dan tingkat pengembalian modal diramalkan akan diperoleh, analisis macroekonomi membentuk suatu kurva yang dinamakan evisiensi investasi marjinal. Berdasarkan kepada hal-hal yang dihubungkannya, efisiensi investasi marjinal dapat didefinisikan sebagai: suatu kurva yang menunjukan hubungan antar tingkat pengembalian modal dan jumlah modal yang di investasikan.

Suku Bunga dan Tingkat Investasi
Mengetahui MEI saja belumlah mencukupi untuk memeperoleh jawaban dari ”berapakah tingkat investasi yang dilakukan dalam perekonomian?” Para penanam modal harus pula mempertimbangkan suku bunga. Apabila suku bunga lebih tinggi dari tingkat pengembalian modal, investasi akan dibatalkan. Kegiatan investasi dapat dilakukan apa bila tingkat pengembalian modal lebih besar atau sama dengan suku bunga. Dengan demikian untuk menentukan besarnya investasi yang harus dilakukan kita perlu menghubungkan kurva MEI dengan suku bunga.


FUNGSI INVESTASI
Kurva yang menunjukan perkaitan di antara tingkat investasi dan tingkat pendapatan nasional dinamakan fungsi investasi.
Bentuk dan Kedudukan fungsi Investasi
Mengapakah dalam analisis makro ekonomi yang diperhatikan adalah investasi otonomi ? untuk memperoleh jawabannya terlebih dahulu perlu di definisikan investasi otonomi. Investasi otonomi berarti pembentukan modal yang tidak dipengaruhi pendapatan nasional. Dengan perkataan lain,tinggi rendahnya pendapatan nasional tidak menentukan jumlah investasi yang dilakukan oleh perusahaan – perusahaan. Berdasarkan kepada pandangan ini maka kurva investasi berbentuk sejajar dengan sumbu datar.
Analasis makro ekonomi tidaklah mengabaikan tingkat pendapatan nasional kepada investasi. Tetapi ahli-ahli ekonomi menganggap bahwa faktor itu bukanlah faktor yang paling penting yang menentukan tingkat investasi. Dalam analisis itu telat diterangkan bahwa investasi terutama di tentukan oleh suku bunga. Apabila suku bunga tinggi jumlah investasi akan berkurang, sebaliknya suku bunga yang rendah akan mendorong lebih banyak investasi.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
URL Saya :http://putraarthamakalasuat.blogspot.com/

Tugas Softskill Ekonomi Koperasi 2

Tugas Ekonomi Koperasi 2
Nama : Putra Arthama Kalasuat
NPM : 25209851
Kelas : 2 EB 18
Dosen : Ibu Yuniawati
Soal :
1. Jelaskan pengertian SHU, Cara pembagian SHU, dan cara pengurusannya ?
2. Contoh Kasus SHU ?
Jawaban :
1. Pengertian SHU
Menurut pasal 45 ayat (1) UU No. 25/1992, adalah sebagai berikut :
Sisa Hasil Usaha Koperasi merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi biaya, penyusutan dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan.

SHU setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggota sebanding jasa usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota dengan koperasi, serta digunakan untuk keperluan pendidikan perkoperasian dan keperluan koperasi, sesuai dengan keputusan Rapat Anggota.

Besarnya pemupukan modal dana cadangan ditetapkan dalam Rapat Anggota. Penetapan besarnya pembagian kepada para anggota dan jenis serta jumlahnya ditetapkan oleh Rapat Anggota sesuai dengan AD/ART Koperasi.Besarnya SHU yang diterima oleh setiap anggota akan berbeda, tergantung besarnya partisipasi modal dan transaksi anggota terhadap pembentukan pendapatan koperasi. Semakin besar transaksi (usaha dan modal) anggota dengan koperasinya, maka semakin besar SHU yang akan diterima.

• Beberapa informasi dasar dalam penghitungan SHU anggota diketahui sebagai berikut.
1. SHU Total Koperasi pada satu tahun buku
2. Bagian (persentase) SHU anggota
3. Total simpanan seluruh anggota
4. Total seluruh transaksi usaha (volume usaha atau omzet) yang bersumber dari anggota
5. Jumlah simpanan per anggota
6. Omzet atau volume usaha per anggota
7. Bagian (persentase) SHU untuk simpanan anggota
8. Bagian (persentase) SHU untuk transaksi usaha anggota


Rumus Pembagian SHU
Menurut UU No. 25/1992 pasal 5 ayat 1 mengatakan bahwa “Pembagian SHU kepada anggota dilakukan tidak semata-mata berdasarkan modal yang dimiliki seseorang dalam koperasi, tetapi juga berdasarkan perimbangan jasa usaha anggota terhadap koperasi. Ketentuan ini merupakan perwujudan kekeluargaan dan keadilan”.

Di dalam AD/ART koperasi telah ditentukan pembagian SHU sebagai berikut: Cadangan koperasi 40%, jasa anggota 40%, dana pengurus 5%, dana karyawan 5%, dana pendidikan 5%, dana sosial 5%, dana pembangunan lingkungan 5%.
Tidak semua komponen di atas harus diadopsi dalam membagi SHU-nya. Hal ini tergantung dari keputusan anggota yang ditetapkan dalam rapat anggota.

SHU per anggota
SHUA = JUA + JMA
Di mana :
SHUA = Sisa Hasil Usaha Anggota
JUA = Jasa Usaha Anggota
JMA = Jasa Modal Anggota

SHU per anggota dengan model matematika

SHU Pa = Va x JUA + S a x JMA
----- -----
VUK TMS

Dimana :
SHU Pa : Sisa Hasil Usaha per Anggota
JUA : Jasa Usaha Anggota
JMA : Jasa Modal Anggota
VA : Volume usaha Anggota (total transaksi anggota)
UK : Volume usaha total koperasi (total transaksi Koperasi)
Sa : Jumlah simpanan anggota
TMS : Modal sendiri total (simpanan anggota total)

PRINSIP-PRINSIP PEMBAGIAN SHU KOPERASI
• SHU yang dibagi adalah yang bersumber dari anggota.
• SHU anggota adalah jasa dari modal dan transaksi usaha yang dilakukan anggota sendiri.
• Pembagian SHU anggota dilakukan secara transparan.
• SHU anggota dibayar secara tunai

Bahan Dikutip dari : ahim.staff.gunadarma.ac.id


2. Contoh Kasus SHU
Contoh Kasus SHU
Koperasi "Putra Jaya" yang jumlah simpanan pokok dan simpanan wajib anggotanya sebesar Rp 100.000.000,- menyajikan perhitungan laba rugi singkat pada 31 Desember 2001 sebagai berikut :
(hanya untuk anggota):

Penjualan Rp 460.000.000,-
Harga Pokok Penjualan Rp 400.000.000,-
Laba Kotor Rp 60.000.000,-
Biaya Usaha Rp 20.000.000,-
Laba Bersih Rp 40.000.000,-
Berdasarkan RAT, SHU dibagi sebagai berikut:
_ Cadangan Koperasi 40%
_ Jasa Anggota 25%
_ Jasa Modal 20%
_ Jasa Lain-lain 15%
Buatlah:
a. Perhitungan pembagian SHU
b. Jurnal pembagian SHU
c. Perhitungan persentase jasa modal
d. Perhitungan persentase jasa anggota
e. Hitung berapa yang diterima Tuan Putra (seorang anggota koperasi) jika jumlah simpanan pokok dan simpanan wajibnya Rp 500.000,- dan ia telah berbelanja
di koperasi Maju Jaya senilai Rp 920.000,-

JAWABAN
a. Perhitungan pembagian SHU
Keterangan SHU Rp 40.000.000,-
Cadangan Koperasi 40% Rp 16.000.000,-
Jasa Anggota 25% Rp 10.000.000,-
Jasa Modal 20% Rp 8.000.000,-
Jasa Lain-lain 15% Rp 6.000.000,-
Total 100% Rp 40.000.000,-
b. Jurnal
SHU Rp 40.000.000,-
Cadangan Koperasi Rp 16.000.000,-
Jasa Anggota Rp 10.000.000,-
Jasa Modal Rp 8.000.000,-
Jasa Lain-lain Rp 6.000.000,-

c. Persentase jasa modal = (Bagian SHU untuk jasa modal : Total modal) x 100%
= (Rp 8.000.000,- : Rp 100.000.000,-) x 100% = 8%

Keterangan:- Modal koperasi terdiri dari simpanan pokok dan simpanan wajib
- Simpanan sukarela tidak termasuk modal tetapi utang

d. Persentase jasa anggota = (Bagian SHU untuk jasa anggota : Total Penjualan Koperasi)x 100%
= (Rp 10.000.000,- : Rp 460.000.000,-) x 100% = 2,17%

Keterangan: - perhitungan di atas adalah untuk koperasi konsumsi
- untuk koperasi simpan pinjam, total penjualan diganti dengan total pinjaman

e. Yang diterima Tuan Putra:
- jasa modal = (Bagian SHU untuk jasa modal : Total modal) x Modal Tuan Putra
= (Rp 8.000.000,- : Rp 100.000.000,-) x Rpo 500.000,- = Rp 40.000,-
- jasa anggota = (Bagian SHU untuk jasa anggota : Total Penjualan Koperasi)x Pembelian Tuan Putra
= (Rp 10.000.000,- : Rp 460.000.000,-) x Rp 920.000,- = Rp 20.000,-
Jadi yang diterima Tuan Putra adalah Rp 40.000,- + Rp 20.000,- = Rp 60.000,-
URL Saya : http://putraarthamakalasuat.blogspot.com/